News Update :

Minggu, 20 Februari 2011

Lawan Turkmenistan, Rishadi Siap Jadi Starter


Bermodal tinggi badan hingga 180 sentimeter (cm), Rishadi Fauzi, siap membayar kepercayaan pelatih Alfred Riedl jika diberi kesempatan menjadi starter saat menghadapi Turkmenistan.

Pelatih Alfred Riedl mengaku sudah mendapatkan sembilan nama pemain yang akan diturunkannya sebagai starter saat menghadapi Turkmenistan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Rabu, 23 Februari 2011.

Riedl tinggal menentukan dua pemain lainnya untuk melengkapi 11 pemain yang akan menjadi starter melawan Turkmenistan. Untuk lini depan, satu posisi sudah pasti ditempati Yongki Aribowo yang juga berpeluang bertindak sebagai kapten tim.

Siapa yang menjadi duet lini depan Yongki hingga saat ini masih tanda tanya. Sebab, Riedl memiliki sejumlah nama penyerang seperti Johan Yoga, Titus Bonai, dan Rishadi untuk menjadi duet Yongki.

Rishadi memang menjadi starter saat Timnas melumat Hong Kong 4-1 dalam laga uji coba. Namun, posisinya belum aman untuk menjadi starter saat melawan Turkmenistan.

Meski demikian, striker Persita Tangerang tersebut siap bila dipercaya menjadi starter.

"Keputusan terakhir ada di tangan pelatih, tapi saya siap diturunkan," ujar Rishadi usai latihan di Lapangan C, Senayan, Jakarta, Minggu 20 Februari 2011.

"Saya sudah merasa nyaman berduet dengan Yongki (Aribowo) di depan. Saya siap diposisikan di mana pun oleh pelatih," tutur striker kelahiran 4 Juli 1990 tersebut.

Rishadi tampil mengesankan saat menjalani latihan pagi tadi. Striker berambut ikal tersebut bisa menjalani semua perintah Riedl. Meski memiliki tubuh tinggi, namun pergerakan Rishadi cukup gesit.

Namun, hal itu bukan jaminan karena Rishadi juga harus bersaing dengan Titus Bonai dan Johan Yoga yang juga impresif saat latihan.

Minggu, 13 Februari 2011

Anggaran Menipis, Persita Ragu Tambah Striker


TANGERANG - Krisis striker tampaknya masih akan menghantui Persita di putaran kedua kompetisi Divisi Utama. Pasalnya, hingga saat ini manajemen tim berjuluk Pendekar Cisadane belum ada tanda-tanda akan belanja pemain. Bila tak terealisasi, masalah ini akan mengancam target klub asal Tangerang ini.

"Kami masih menunggu sinyal dari manajemen," ujar Asisten Pelatih Persita Wiganda Saputra.

Dia menyebutkan, tim pelatih memang berharap ada tambahan pemain terutama di posisi striker. Sebab, setelah dipanggilnya Rishadi Fauzi ke timnas U-23 proyeksi Pra-olimpiade, stok bomber di skuad Pendekar Cisadane pas-pasan. Tapi, mereka tidak bisa memaksakan diri untuk dapat pemain baru.

Artinya, rencana penambahan pemain sepenuhnya berada di tangan manajemen. Apalagi, anggaran dana yang dimiliki tim Ungu tidak melimpah. "Kami (tim pelatih) tahu kondisi keuangan tim ini. Jadi kami tidak bisa memaksakan diri," jar mantan pemain Primavera itu.

Setelah Fauzi bergabung dengan timnas U-23, Persita memang agak kewalahan. Praktis hanya dua bomber yang tersisa saat ini, yakni Christian Carrasco dan M Agus Salim. "Karena stok striker sangatpas-pasan. Kalau satu absen, kami pasti kelimpungan," ujarnya.

Wiganda tetap berharap manajemen mempertimbangkan usulan tim pelatih yang ingin menambah striker. Kalau tidak mampu mengontrak striker berpengalaman yang nilai kontraknya relatif selangit, striker muda juga tidak masalah. "Nggak masalah pemain muda asal bertalenta. lylisalnya, bekas striker Persita U-21," ujarnya.

Sementara itu, General Manajer Persita Eka Wibayu tak mau berjanji. Saat ini manajemen masih menghitung anggaran dana yang tersisa. "Kalau masih ada anggaran sisa, tentu kami akan menambah pemain. Tapi, kalau tidak ada, ya terpaksa," tandasnya.

Menurut Eka, manajemen masih enggan melangkah mencari pemain karena tidak gampang mencari pemain di pertengahan musim seperti ini. "Pemain yang berkualitas," di atas rata-rata masih terikat kontrak dengan klub lain. Kalaupun ada, pasti kontraknya minta mahal," tuturnya.

Nah, mengenai opsi mencari pemain muda terutama eks bomber Persita U-21, Eka akan mempertimbangkannya. "Kami akan melihat dulu kemampuan mereka. Apakah mampu dimainkan di kompetisi sekelas Divisi Utama," pungkasnya

Rabu, 09 Februari 2011

Persita Mulai Berburu Bomber


Jeda kompetisi pada pertengahan musim kompetisi Divisi Utama ini dimanfaatkan Persita untuk mengatasi krisis striker. Manajemen tim berjuluk Pendekar Cisadane langsung bergerak cepat berburu para bomber.

Pelatih Kepala Persita Elly Idris mengaku, sudah mulai menghubungi beberapa pemain. Bahkan, di antara mereka sudah sampai tahap negosiasi. “Secara personal sudah ada yang mulai membicarakan nilai kontrak,” ungkap Elly Idris.

Tapi sayang, Elly Idris enggan menyebutkan para bomber yang telah diincar. Memang, Persita benar-benar mengalami krisis bomber. Itu setelah salah satu strikernya, yakni Rishadi Fauzi dipanggil PSSI untuk memperkuat Timnas U-23 proyeksi Pra Olimpiade 2012.

Praktis stok stiker tim Ungu tinggal M Agus Salim dan Christian Carrascao. Sebenarnya, Persita masih mempunyai Iwan Ridwan yang dikontrak Persita sejak musim lalu.Tetapi, performa Iwan Ridwan yang tidak meyakinkan membuat Elly Idris lebih mengandalkan Agus Salim dan Carrascao.

Bahkan, Iwan Ridwan belum sekalipun diturunkan dalam laga resmi. Elly Idris mengatakan, belum berani menurunkan Iwan Ridwan dalam laga resmi, itu karena performa bomber yang direkrut dari klub amatir (Gapas FC) itu belum juga menunjukkan peningkatan.

“Kami tak mau berjudi. Karena sejauh ini dia belum menunjukkan performa yang meyakinkan,” ujar mantan arsitek Persibom Bolaang Mongondow itu.

Oleh karenanya, lanjut Elly Idris, pihaknya akan mencari bomber yang benar-benar siap diturunkan. Hal itu untuk mengantisipasi ketika Agus Salim atau Carrascao ada masalah seperti cedera atau mendapat akumulasi kartu kuning sehingga harus absen di pertandingan.

”Seperti kemarin, saat Carrascao absen, kami terpaksa harus memainkan Tommy Oropka sebagai striker. Karena bukan posisi sebenarnya, hasilnya pun kurang maksimal,” kata Elly seraya mengatakan posisi sebenarnya Tommy Oropka adalah winger.

Kiper Persita Ambruk Diserang Petasan

MEDAN - Penjaga gawang kesebelasan Persita Tangerang, Riky, sempat ambruk di tengah lapangan setelah diserang petasan oleh pendukung PSMS.

Insiden itu terjadi di menit 78 saat Persita melakukan serangan ke jantungan pertahanan PSMS. Pertandingan sempat terhenti sekitar dua menit, namun langsung dilanjutkan ketika Riky mampu bangkit.

Tindakan suporter PSMS yang terus meneror pemain Persita itu mendapat protes dari official Persita. Memasuki menit 80, PSMS unggul 2-1 melalui sundulan Vegner Luis memanfaatkan tendangan sudut.

Sumber : Serambi Indonesia

Persita Menaklukkan Juara Vietnam Gia Lai 2-1 ( 14 July 2003 )


Meski harus bermain dengan 10 pemain, kesebelasan Persatuan Sepakbola Tangerang (Persita), Banten, menundukkan klub asal Vietnam, Hong Anh Gia Lai (HAGL) 2-1 dalam kompetisi antarklub ASEAN LG Cup 2003 di Stadion Bung Karno Senayan, Jakarta, Senin (14/7). Kedua gol Persita diciptakan Ilham Jaya di menit 25 dan pemain asal Liberia, Anthony Jommah Balla pada menit 47.

Tim Gia Lai unggul lebih dulu melalui gol Kiatisuk Senamuang pada menit ke-11. Gol tercipta dari tendangan bebas di luar kotak penalti, menyusul pelanggaran Anthony Jommah Balla terhadap penyerang Gia Lai. Namun keunggulan Gia Lai hanya bertahan sekitar 15 menit. Ilham Jaya berhasil membobol gawang Gia Lai yang dikawal Vovan Hanha, sehingga kedudukan menjadi 1-1. Persita memastikan kemenangannya setelah tendangan Jommah Balla tak bisa dibendung Vovan Hanha.

Permainan cepat di akhir babak kedua berdampak keluarnya kartu kuning untuk Jommah Balla dan Manan dari Persita. Pada menit ke-87, wasit kembali mengganjar pelanggaran Jommah Balla. Pemain asal Liberia itu dikeluarkan dari lapangan. Pelatih Persita Benny Dolo mengaku puas dengan hasil 2-1 ini. Sedangkan Manajer Gia Lao Nguyen Ngoc Tran tetap optimistis timnya masih akan melaju ke putaran berikutnya.

Sementara pada pertandingan kedua di tempat yang sama, juara Thailand, Bec Tero unggul 1-0 atas juara India East Bengal. Gol tercipta dari kaki Tetsa Chaiman. Hingga wasit Abdullah meniup peluit panjang, kedudukan 1-0 tidak berubah.

Asal tahu saja, kejuaraan ASEAN LG Cu 2003 ini diikuti 12 klub se Asia Tenggara. Pembagian klub berdasarkan undian adalah Petrokimia masuk di grup A bersama Samart United (Kamboja). Grup B ditempati Singapore Armed Forces (Singapura), Perak FC (Malaysia), dan DPMM (Brunei Darussalam). Adapun Persita berada di grup C bersama H.A. Gialia (Vietnam) dan Telecom and Transportation (Laos).

Pendekar Cisadane Ditumbangkan East Bengal ( 21 July 2003 )


Persatuan Sepak Bola Tangerang (Persita) harus mengubur ambisi ke semifinal Kejuaraan Antarklub ASEAN LG Cup 2003. Dalam pertandingan di Stadion Utama Gelanggang Olah Raga Bung Karno, Senin (21/7), kesebelasan yang dijuluki Pendekar Cisadane ini ditumbangkan klub East Bengal India dengan skor tipis 1-2.

Pada babak pertama, kedua tim bermain imbang. Sedangkan gol baru tercipta di babak kedua, berawal dari kaki ujung tombak East Bengal, Bhiacung Bhutia. Ketinggalan satu gol tak membuat para pemain Persita patah semangat. Pendekar Cisadane mencoba bermain lebih agresif. Apalagi, sejak pertengahan babak pertama, tempo permainan meningkat dan cenderung kasar.

Gol Persita tercipta dari titik penalti. Ini menyusul pelanggaran oleh penjaga gawang East Bengal, Shandip Shangram Mukherje, terhadap pemain Persita Muriza Edi di kotak penalti. Hadiah penalti ini dimanfaatkan dengan baik oleh penyerang Persita Ilham Jaya Kusuma. Kedudukan pun berubah, 1-1.

Harapan Persita untuk memenangi pertandingan kandas setelah sebuah sundulan keras Mutum Bijen Singh merobek gawang Indra Kurniawan. Kedudukan 2-1 bagi kemenangan East Bengal tak berubah hingga peluit panjang berbunyi.

Selepas pertandingan, pelatih East Bengal, Suhbash Bohwmick mengaku tak terlalu gembira atas kemenangan tim asuhannya. Sebab, seorang pemainnya harus dirawat di rumah sakit akibat berbenturan dengan Zainal Arief. Sementara pelatih Persita Benny Dollo tak menyesal meski timnya gagal melangkah ke semifinal.

Di pertandingan kedua, Bec Tero Thailand maju ke semifinal setelah mengalahkan runner up Grup C, Hoang Anh Gia Lai, klub asal Vietnam. Gol pertama Bec Tero tercipta ketika pertandingan baru berjalan dua menit melalui tendangan penalti yang dieksekusi oleh Tiershak Chaiman. Sementara gol kedua tercipta 20 menit kemudian oleh Jatupong Tongshu. Hoang Anh Gia Lai memperkecil kekalahan melalui Le Quock Vong.

Pertandingan antara Bec Tero melawan Hoang Anh Gia Lai boleh dikatakan berlangsung keras dan cenderung kasar. Dalam pertandingan tersebut wasit sempat mengeluarkan dua kartu merah dan tiga kartu kuning. Kendati demikian, kedudukan 2-1 bagi kemenangan Bec Tero tak berubah hingga usai pertandingan.

Persita Memimpin Grup C Pada ASEAN LG Cup Dan melaju keperempat Final ( 18 July 2003 )


Persatuan Sepak Bola Tangerang (Persita) tampil sebagai juara Grup C Kejuaraan Sepak Bola antarklub ASEAN LG Cup 2003. Dalam pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (18/7), Persita menaklukkan juara Liga Laos, Ministry of Communication, Transportation, Post, and Construction (MCTPC) Laos dengan skor telak 5-1. Ujung tombak Persita Zainal Arief memborong empat gol dalam pertandingan ini. Hasil tersebut membawa Persita ke perempat final dan akan berhadapan dengan East Bengal, juara Liga India yang menjadi runner up di Grup D.

Persita yang diarsiteki Benni Dolo tampil cukup memuaskan penonton. Gol pertama Persita diciptakan Zaenal Arief pada menit ke-23 lewat sundulan kepala setelah menerima umpan tendangan penjuru Uci Sanusi. Gol ini ternyata membuat permainan MCTPC menjadi tidak teratur, yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemain Persita untuk mengurung daerah pertahanan lawan. Sebelum peluit babak pertama berakhir, dua dari enam peluang emas yang diciptakan para pemain Persita akhirnya membuahkan gol. Kedua gol itu juga diciptakan oleh Zaenal Arief pada menit ke-36 dan menit ke-41 melalui tendangan kerasnya.

Memasuki babak kedua, masing-masing tim masih memperagakan permainan menyerang. Persita menambah dua gol lewat Zainal Arief dan Dedi Umarela. Sedangkan gol balasan MCTPC dicetak Vanhnaseng Nakhady menjelang usai pertandingan. Pelatih Persita Benny Dolo mengaku puas dengan hasil yang diraih anak-anaknya. Ia berjanji akan lebih menggembleng karena tim yang akan dihadapi di babak perempat final nanti memiliki kualitas yang lebih baik dari MCTPC. Namun Benny optimistis, Persita memiliki peluang maju ke babak berikutnya.

Pada pertandingan sebelumnya, Bec Tero Thailand menjadi juara Grup D setelah mengalahkan Army Football Club Filipina 3-0. Kedua tim bermain imbang tanpa gol di babak pertama. Memasuki babak kedua, Bec Tero berhasil menyarangkan tiga gol ke gawang Army. Pada babak perempat final yang akan dimulai Senin depan, Bec Tero akan berhadapan dengan Hoang Anh Gia Lai Vietnam.

Persita Mengukir Sejarah Melaju Ke Final LI VIII ( 3 Juli 2002 )


JAKARTA - Kesebelasan Persita Tangerang kali pertama dalam sejarah keikutsertaan dalam Kompetisi Liga Indonesia (KLI) melangkah ke babak final.

Itu teraih setelah kesebelasan tersebut menumbangkan tim "Ayam Jantan" PSM Makasar 2-0 (1-0) dalam pertandingan babak semifinal KLI VIII/2002 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, semalam.

Dua gol kemenangan kesebelasan berjuluk "Pendekar Cisadane" itu dibukukan kapten kesebelasan Olinga Atangana menit ke-14 dan Ilham Jayakusuma menit ke-61. Di babak final Persita akan menghadapi pemenang pertandingan satu partai semifinal lain, antara Petrokimia Gresik dan Semen Padang, yang akan dilangsungkan Kamis petang ini mulai pk 16.55 WIB.

Seperti situasi dalam pertandingan babak "4 besar" tahun-tahun lalu, suasana penyelenggaraan partai semifinal kembali semrawut. Penonton tidak tertib, khususnya suporter PSM yang berkali-kali berkelahi dengan pendukung Persita seperti terjadi di Sektor 16 dan 15.

Di lapangan pun terlalu banyak orang hilir mudik, sehingga suasana pertandingan tak mengesankan sebagai pertandingan semifinal Liga Indonesia.

Menjelang pertandingan berakhir, kenyamanan menonton makin terganggu. Karena, kendaraan polisi harus mondar-mandir untuk memadamkan api yang dinyalakan pendukung PSM.

Monoton

Pertandingan yang dipimpin wasit Purwanto dan disaksikan 30.000-an penonton yang sebagian besar pendukung Persita itu berlangsung monoton, bahkan agak menjemukan. Kedua tim gagal mengembangkan permainan yang enak ditonton. Hanya di tengah saling serang yang sering kandas di tengah jalan itu, Persita yang didukung 20.000-an penonton yang dikerahkan Pemerintah Tangerang mampu mencuri gol lewat sundulan Olingan Atangana. Dia memanfaatkan tendangan pojok Carlos de Mello.

Sundulan cepat mantan pemain Bandung Raya dan Persija itu gagal diadang kiper PSM Sony Gunawan yang terlambat bereaksi. Keunggulan 1-0 tampaknya meningkatkan motivasi para pemain Persita.

Setelah ketinggalan 0-1, PSM yang mengandalkan Colly Misrun dan Miro Baldo Bento di depan memang lebih agresif. Ditunjang dua pemain belakangnya Yosef Lewono dan Rony Ririn yang sering aktif menyerang, berkali-kali PSM menciptakan peluang. Sayang, barisan depan PSM seperti tumpul. Jadi walau dua kali kiper Persita Ahmad Kurniawan sudah jatuh tak berdaya, para penyerang PSM selalu gagal dalam penyelesaian akhir.

Karena lebih banyak ditekan, Persita agak bertahan hingga sering menumpuk para pemain di belakang. Taktik ini menyulitkan para penyerang PSM untuk menyamakan kedudukan.

Memasuki babak kedua, Pelatih PSM, Syamsudin Umar, memasukkan Djet Donald La'ala dan penyerang gaek Yusrifar Djafar untuk mempertajam serangan. Sebaliknya, demi mengamankan keunggulan, tim asuhan mantan pelatih nasional Benny Dollo kali ini tampil lebih disiplin dalam menjaga pertahanan. Taktik Persita cukup efektif. Sebab meski serangan PSM datang bergelombang, berkali-kali gawang Persita terhindar dari kebobolan.

Bahkan akibat kelengahan lini belakang PSM, Persita yang kali ini sangat berambisi menjadi juara menambah kemenangan menjadi 2-0, setelah Ilham Jayakusuma menciptakan gol kedua menit ke-61. Gol itu berbau bunuh diri, karena tendangan Ilham Jayakusuma yang memanfaatkan umpan Carlos de Mello menyentuh kaki seorang pemain belakang PSM. Akibatnya, bola tendangan Ilham melejit, membuat kiper Sony Gunawan melongo karena salah posisi. Kedudukan 2-0 bertahan hingga pertandingan usai.

Persita: A Kurniawan, Nugroho A, Ade Manaf, Olinga Atangana, Giman Nurjaman, Carlos de Mello, Enjang Ruhiman, Firman Utina, Uci Sanusi, Zaenal Arif. Ilham Jayakusuma. PSM: Sony Gunawan, Yosef Lewono, Ronny Ririn, Fecky lasut/Djet Donald La'alaa, Syamsul Hairudin, Eka Miharyanto/Iswadi, Rodrigo Araya, Zain Batola, Rachman Marasabesi, Colly Misrun, Miro Baldo Bento.

Penghargaan Ganda Untuk Ilham Jayakesuma ( 9 Juli 2002 )


Sementara, dibalik raut wajah kekecewaan segenap
pengurus maupun pemain Persita Tangerang yang gagal
menorehkan sejarah baru bagi masyarakat Banten setelah
gagal membawa pulang gelar Juara Liga Indonesia Bank
Mandiri (LBM) 2002. Ada secercah cahaya terang yang
patut dibanggakan warga Tangerang maupun masyarakat
Indonesia, yakni Ilham Jayakusuma. Pemain kelahiran 19
September 1978 ini dinobatkan untuk meraih penghargaan
ganda sebagai Pemain Terbaik sekaligus Pencetak Gol
Terbanyak dalam pentas LBM 2002. Aksi dan sepak
terjang Ilham Jayakusuma di pentas persepakbolaan
nasional memang penuh sensasi. Berkat kepiawaian putra
yang lahir dari pasangan Hasan B dan Siti Kusnah ini
di lapangan hijau, nama Persita Tangerang muncul
sebagai tim yang disegani tim papan atas manapun di
Indonesia. Gol demi gol yang tak terlupakan-pun lahir
berkat naluri tajamnya sebagai seorang eksekutor
handal di lini depan.

Walaupun pada akhirnya gagal membawa
Persita menembus babak Semifinal, nama Ilham telah
tercatat sebagai salah satu nominasi Pemain Terbaik
yang dimiliki Indonesia.

Kecintaan Ilham terhadap Persita ditunjukkan dengan
kesetiaannya untuk tetap membela 'Pendekar Cisadane'
ini dalam menghadapi LBM 2002. Pengorbanan yang
dilakukan Ilham tidak sia-sia, bersama Persita
Tangerang di ajang LBM 2002 ini, namanya kian bersinar
terang bak meteor yang jatuh dari langit. Gol demi gol
kemenangan Persita-pun lahir dari kaki 'emas'-nya.
Bahkan pada tanggal 28 April 2002 lalu, Ilham membuat
sensasi luar biasa saat memborong enam gol sekaligus
ke gawang Persikab Kab. Bandung. Tak heran kalau ia
pantas meraih 'Sepatu Emas' di pentas LBM 2002 setelah
berhasil menjebol gawang lawan sebanyak 26 kali.

Walaupun pada akhirnya gagal membawa Persita untuk
menorehkan sejarah baru bagi persepakbolaan Banten.
Kontribusi Ilham tetap luar biasa. Prestasi menembus
Final LBM 2002 merupakan prestasi tertinggi yang
pernah diraih Persita selama kiprahnya di pentas
persepakbolaan nasional. Kebahagiaan tim memang belum
berpihak, namun secercah cahaya terang bagi bangkitnya
persepakbolaan Indonesia telah lahir dari Persita.
Nama Ilham Jayakusuma kini menjadi harapan Tim
Nasional Indonesia untuk meraih prestasi tertinggi di
pentas internasional. Gol demi gol yang akan lahir
dari kaki Ilham tetap menjadi harapan kita bersama.

Ilham Hayakesuma Pencetak Gol Tercepat ( 14 Januari 2001 )


Pecinta sepakbola tanah air tentu masih ingat dengan
kejadian pada tanggal 14 Januari 2001 ketika nama
Ilham tercatat sebagai pencetak gol tercepat sepanjang
Liga Indonesia digelar. Kala itu, Ilham berhasil
menjebol gawang Persiraja Banda Aceh dalam partai
perdana Liga Bank Mandiri 2001 di Stadion Benteng, Tangerang dalam
waktu 13 detik.

Persita Juara II Ligina VIII ( 8 Juli 2002 )

JAKARTA - Dewi fortuna ternyata belum memihak pada tim
Persita Tangerang. Golden goal pemain Petrokimia
Gresik Yao Eloi pada menit ke-93 telah memupuskan
harapan Persita Tangerang untuk meraih juara pada Liga
Indonesia VIII 2002. Positioning Eloi memang
benar-benar pas. Bola muntah yang gagal dikuasai kiper
Persita, A Kurniawan, langsung disambar oleh Eloi yang
baru masuk di babak kedua.

Dengan gol kedua Petrokimia tersebut, sekaligus
mengantarkan tim itu sebagai juara. Para pemain Petro
langsung berlarian merangkul pelatih Sergei Dubrovin
sementara para pemain Persita tertunduk lesu di atas
lapangan. Hujan deras yang mengguyur Gelora Bung
Karno, hanya mengantarkan anak asuhan Benny Dollo itu,
pada posisi runner up.

Pada babak pertama, Persita lebih dulu unggul pada
menit ke-1 lewat gol yang diciptakan Ilham Jayakesuma.
Umpan silang Giman Nurjaman salah diantisipasi oleh
pemain bertahan Petro, Gatot Indra. Bola muntah
langsung disambut Ilham dengan tendangan keras
memperdaya kiper Mukti Ali Raja. Gol balasan Petro
baru hadir di menit ke-73. Tendangan bebas Sasi Kirono
dimanfaatkan oleh Samuel Chelbi yang langsung
melepaskan tendangan keras ke sudut kanan gawang
Persita. Namun pada menit ke-80, wasit terpaksa
menunda pertandingan karena hujan deras yang mengguyur
Gelora Bung Karno. Skor sampai pertandingan ditunda
masih 1-1.

Hujan mulai mengguyur lapangan sejak menit ke-50.
Memasuki menit ke-75, kondisi lapangan sudah seperti
kolam ukuran raksasa. Air tergenang di hampir seluruh
lapangan. Bola tak bisa bergulir dengan sempurna dan
sungguh menyulitkan para pemain dalam mengontrol bola.
Pelatih Persita Benny Dollo sempat memprotes wasit
Purwanto karena keputusannya untuk terus memaksa
pertandingan berjalan. Akhirnya pada menit ke-80
Purwanto mengambil keputusan tepat dengan menghentikan
pertandingan.


PERTANDINGAN DILANJUTKAN
Setelah hujan reda, pertandingan final Liga Indonesia
VIII antara Persita Tangerang melawan Petrokimia
Gresik dilanjutkan kembali. Namun hingga babak II
berkahir, kedua tim tidak mampu mencebloskan gol ke
gawang lawan. Pada babak perpanjangan waktu, begitu
wasit Purwanto meniup pluit sebagai tanda pertandinagn
dimulai, kedua tim bermain sangat antusias. Kendati
kondisi lapangan belum pulih, dan masih digenagi air.

Persita Melaju Ke Final Ligina VIII ( 3Juli 2002 )

Persita Tangerang berhasil menembus final Liga Bank
Mandiri VIII setelah menekuk PSM Makassar di
semifinal, Rabu (3/7). Olinga Atangana dkk memasukkan
dua gol kemenangan tanpa balasan. Gol pertama Persita
disumbangkan oleh Olinga Atangana di menit ke-14 babak
pertama. Memanfaatkan sepak pojok Antonio Carlos de
Mello, bola atas disambut dengan sundulan kepala
Atangana dan tidak bisa diantisipasi oleh penjaga
gawang Ansar Abdullah. Dan gol kedua Persita
dimasukkan oleh Ilham Jaya Kesuma di menit ke-61 babak
kedua. Gol ini tercipta dari umpan Carlos de Mello
yang diteruskan melalui tendangan ke arah kiri gawang
PSM. Bagi Ilham, ini adalah gol ke-25 sepanjang
kompetisi dan memantapkan posisinya sebagai top skor.

Ini adalah kali pertama Persita Tangerang mampu lolos
ke final Liga Indonesia. Sukses yang tentunya
dirayakan oleh warga Tangerang khususnya dan Banten
umumnya. Pada partai final tim asuhan Benny Dollo ini
tinggal menunggu pemenang partai semifinal antara
Petrokimia Putra melawan Semen Padang, Kamis (4/7)
besok.

Dalam pertandingan yang digelar di stadion Senayan
Jakarta itu, kedua tim memiliki peluang berimbang
untuk mencetak gol. Di babak kedua, PSM yang sudah
ketinggal dua gol tek henti-hentinya menyerang
pertahanan Persita. Pelatih Syamsuddin Umar bahkan
memasukkan tiga striker yaitu Iswadi, Miro Baldo Bento
dan Coly Misrun. Namun, serangan mereka selalu kandas
di kaki pertahanan Persita yang dikoordinir oleh
pemain berpengalaman, Olinga Atangana.

Tendangan langsung dari luar kotak penalti yang sering
dilancarkan oleh Rodrigo Araya maupun Syamsul
Hairuddin juga sering digagalkan oleh kiper Ahmad
Kurniawan. Kekalahan ini diterima oleh pelatih PSM,
Syamsudin Umar. "Kami kalah karena kami memang banyak
kelemahan. Tapi, lepas dari itu, saya sangat puas
dengan permainan tim saya. Kekalahan ini kami terima
dengan besar hati," ujar pelatih tim PSM, Syamsuddin
Umar.

Justru hal mengecewakan diperlihatkan suporter PSM
yang berjumlah 10 ribu orang diantara 40 ribu
penonton. Saat timnya ketinggalan, mereka membakar
berbagai kertas atau spanduk di tribun selatan. Hal
ini memaksa mobil penyemprot air dari aparat keamanan
turun tangan.
Sementara, pelatih Persita Tangerang Benny Dollo
menyatakan, meski menang, timnya masih punya banyak
kelemahan. "Semua lini punya kelemahan. Dan repotnya
ini harus diperbaiki hanya dalam waktu dua hari," kata
Benny Dollo.

"Kalau boleh saya bilang, tim saya malah terlihat
lebih lemah dari mereka. Tim saya kurang bermain baik
dalam pertandingan ini," ujar Benny Dollo usai
pertandingan. "Ini gara-gara libur satu bulan kemarin.
Sementara saya lihat, permainan PSM itu bagus. Hanya
saja, mereka kurang beruntung dengan kekalahan ini,"
papar bekas pelatih timnas PSSI itu.

Persita di Awal Liga Indonesia VII ( 22 Januari 2001 )

Sial benar nasib Anthony Jomah Balla pekan lalu. Sudah dikeroyok ramai-ramai, gelandang Persita (Perserikatan Sepak Bola Indonesia Tangerang) ini justru kena kartu merah. Sebelumnya, pemain asal Liberia berusia 22 tahun ini memang melakukan pelanggaran terhadap pemain PSMS Medan. Tapi saat itu wasit tak meniup peluit dan melanjutkan pertandingan. Baru ketika bola berhenti, beberapa pemain PSMS langsung menyerbu Balla dan menghujaninya dengan pukulan. Apa boleh buat, pagi-pagi Liga Indonesia VII sudah memanen cacat dalam awal kompetisi. Tapi tuan rumah Persita beroleh hiburan yang tak kecil. Mereka berhasil menekuk PSMS dengan skor 4-0 ketika peluit terakhir dibunyikan. Ini sukses besar beruntun, karena dalam pertandingan sebelumnya tim ini juga melibas Persiraja Banda Aceh dengan skor yang sama. Dua kemenangan ini memang masih terlalu dini untuk dijadikan patokan kekuatan Persita sesungguhnya dalam musim ini. Namun, sebagai pendatang baru yang berlaga di Wilayah Barat, tim ini sudah memberikan sinyal untuk tak bisa dianggap enteng oleh tim mana pun. Sukses Persita tak bisa dilepaskan dari tangan dingin pelatih Benny Dollo. Pria ini bukan orang baru dalam panggung sepak bola nasional. Pada Ligina III, ia juga menangani Persita dan mampu membawa tim berjuluk Pendekar Cisadane ini lolos ke 12 besar. Kali ini, ia menargetkan timnya mampu masuk delapan besar karena persaingan di Wilayah Barat tidak sekeras di Timur. Meski demikian, Benny mengaku tim asuhannya belum bisa menemukan irama permainan. ?Mereka maunya main cepat terus, padahal sepak bola kan tidak selalu begitu,? kata Benny. Kelemahan Persita ini bisa dimaklumi karena sebagian pemainnya masih muda usia. Bahkan, status mereka juga masih jauh dari pemain profesional. Misalnya, striker Ilham Jayakesuma, yang mencetak gol tercepat?dalam 13 detik pertama?dalam sejarah Ligina. Pemuda berusia 22 tahun ini status resminya adalah pegawai honorer Dinas Pekerjaan Umum. Status pemain lain kurang lebih sama dengan Ilham. Tim yang lahir pada 15 September 1945 ini memang didukung penuh oleh Pemda Tangerang. Sampai saat ini Rp 1 miliar sudah dikucurkan dari APBD Tangerang. Selain itu, tim ini juga mendapat dana Rp 225 juta dari PSSI. Dana yang terkumpul ini dinilai manager tim, Satim Sofyan, masih jauh dari memadai. Tiap bulan, paling tidak diperlukan Rp 100 juta untuk katering serta gaji pelatih dan pemain. Sebetulnya, gaji pemain tak terlalu tinggi. Balla, misalnya, hanya bergaji Rp 1 juta per bulan plus fasilitas rumah kontrakan. Namun, ia mengaku cukup senang. Ketika istrinya melahirkan dan perlu operasi, dukungan dari pengurus sangat nyata. Sekalipun kondisinya masih pas-pasan, tampaknya persiapan Persita lumayan menjanjikan. Misalnya, mereka sudah punya situs resmi dengan alamat www.persita.org. Suasana tim pun cukup kompak. Tak mengherankan bila tiap kali latihan, tim ini selalu disambangi para pendukungnya.

Persija vs Persita di Liga Bank Mandiri 2003


Pertandingan sepak bola Liga Indonesia Bank Mandiri antara kesebelasan Persija Jakarta melawan Persita Tangerang di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, 17 Maret 2003.

Persita Di Tundukkan Persijatim ( Kamis, 08 Maret 2001 )

Jakarta:Persijatim (Jakarta FC) yang berada diurutan 8 klasemen sementara grup barat, berhasil mengalahkan Persita, pimpinan klasemen grup barat, dengan skor 2-1 dalam lanjutan pertandingan Liga Bank Mandiri 2001, Kamis (8/3) di Stadion Lebakbulus. Gol Persijatim dua-duanya diciptakan Rodrigo Araya di menit 13 (lewat tendangan pinalti) dan menit 23 (tendangan bebas). Sedagkan gol Persita dicetak striker Ilham Jaya Kesuma di menit ke 61.

Kemenangan yang diraih Persijatim berbau kontroversi, karena dihasilkan lewat pertandingan di bawah kepemimpinan wasit yang dianggap tidak adil. Pihak Persita bahkan menyatakan akan melayangkan surat protes ke PSSI soal kualitas wasit di pertandingan ini. “Kita sangat tidak puas dengan kepemimpinan wasit yang berkali-kali membuat keputusan keliru. Kita akan protes ke PSSI,” kata H Solihin, yang sementara ini dipercaya Manajer Persita menjadi pelatih klub ini menyusul terpilihnya Benny Dollo jadi pelatih Timnas.

Protes atas kepemimpinan wasit juga bukan hanya keluar dari pihak Persita. Para penonton pun hampir sepanjang babak kedua berteriak-teriak memprotes dan memaki-maki wasit Budiono yang dianggap tidak becus.

Secara umum dalam pertandingan sore ini, pihak Persita lebih menguasai permainan. Mereka mampu mengembangkan permainan di sepanjang pertandingan. Namun Persijatim justru lebih beruntung. Pada menit ke-13, Rodrigo Araya yang sedang menguasai bola di kotak pinalti dijegal pemain belakang Persita. Hukuman tendangan pinalti pun diberikan untuk Persijatim. Rodrigo Araya sukses melakukan eksekusi.

Di menit ke-23, Araya kembali dijegal pemain Persita, Anwar Panda. Kali ini tempatnya di luar kotak pinalti di sector kanan pertahanan Persita. Araya kembali melakukan eksekusi dan sukses. Namun kali ini para pemain Pelita protes karena menganggap Araya menendang bola saat kiper belum siap. Sayangnya protes ini tak digubris wasit.

Di babak kedua, Persita yang ketinggalan 2-0 tampil lebih menekan. Trisula tim ini, Ilham Jaya Kesuma, Zaenal Arif, dan Antony J Bala susul menyusul membuat serangan. Pada menit ke-61 Bala lolos dari penjagaan pemain belakang Persijatim. Dia membawa bola dan menendang dari jarak 8 meter. Tendangannya berhasil ditahan kiper, tapi bolanya kembali muntah ke kiri gawang. Saat itu Ilham sudah menunggu, dengan tendangan voli dia pun menyambar bola dan menghasilkan gol.

Setelah gol ini, Bala dan Ilham tercatat masing-masing mendapatkan satu kali peluang bagus. Sayang kedunya gagal memanfaatkan peluang itu. Skor 2-1 bertahan hingga akhir
Pertandingan.

Pelatih Persijatim, Danandjaja, mengakui pihaknya belum terlalu puas meski berhasil memetik kemenangan. Permainan anak asuhannya dia nilai masih belum maksimal dan perlu banyak perbaikan. “Mereka sering kehilangan bola dengan cepat dan sector depan kurang mampu melakukan finishing,” kata dia.

Zaenal Arif di Liga LG Cup Asean Club 2003


Pemain Persita Tangerang, Zaenal Arif menggiring bola saat bertanding melawan kesebelasan HAGL (Hoang Ahn Gia Lai) Vietnam dalam pertandingan sepak bola piala LG Cup Asean Club 2003 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Senin, 14 Juli 2003. Persita akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 2-1.

Ilham Jayakesuma di Liga LG Cup Asean Club 2003


Pemain Persita Tangerang, Ilham Jayakesuma menggiring bola saat bertanding melawan kesebelasan HAGL (Hoang Ahn Gia Lai) Vietnam dalam pertandingan sepak bola piala LG Cup Asean Club 2003 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Senin, 14 Juli 2003. Persita akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 2-1.

Sabtu, 05 Februari 2011

Persita Diintervensi Wasit Saat Melawan PSMS


Laga PSMS versus Persita yang berakhir 2-1 untuk PSMS, diwarnai protes dan lemparan botol ke arah wasit Supratman yang memimpin pertandingan. Wasit asal Lampung itu dinilai memimpin laga dengan buruk. Tak ayal, pihak PSMS pun berang dan beberapa kali berusaha menyerbu wasit.

Dan tindakan itu ternyata dianggap sebagai intervensi oleh pihak Persita. Manajer Persita, Pari Minarso, berencana menuntut wasit dan pihak manajemen PSMS atas dugaan intervensi itu ke PT Liga Indonesia. "Jelas kami akan adukan hal ini. Kami aman di Medan tapi tidak nyaman. Nanti draft laporannya kami susun di Jakarta," ujar Pari kesal.

Protes pertama diawali dengan keputusan Supratman yang meniupkan peluit tanda berakhirnya babak pertama, di saat PSMS bersiap melakukan tendangan sudut. Padahal waktu tambahan satu menit belum berakhir. Kubu PSMS pun melancarkan protes keras kepada wasit.

Amarah penonton lantas tersulut dengan mulai melempari botol air mineral ke lapangan. Supratman kembali membuat keputusan yang memicu protes PSMS. Ketika itu striker PSMS, Gaston Castano mencoba menerobos kotak penalti yang terpaksa dihentikan tiga orang pemain belakang Persita. Gaston terjatuh dan wasit tidak menganggapnya pelanggaran.

Kubu PSMS kembali melancarkan protes keras. Baik itu para pemain yang langsung berlari mengepung Supratman. Namun ia kembali tak bergeming dan kukuh pada keputusannnya. Kali ini lemparan botol air mineral semakin gencar diarahkan penonton. Selain itu bunyi petasan yang diarahkan ke lapangan membuat penjaga gawang Persita, Riky sempat tergeletak di lapangan.

Soal intrervensi dimaksud, dibantah Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa. “Justru kita yang dikecewakan. Sudah sering kita diperlakukan seperti ini. Bahkan bermain di kandang seperti main di luar kandang. Saya pikir pertandingan akan menarik kalau wasit mampu bertindak fair play. Tidak ada intervensi kita hanya mau wasit tegas,” tukas Benny.

Jumat, 04 Februari 2011

Persita Kalah Di Medan


Kemenangan berhasil diperoleh PSMS dalam laga lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia melawan Persita Tangerang yang berlangsung di Stadion Teladan, Medan, Jumat (4/2). Pertandingan tersebut dimenangkan dengan skor tipis 2-1. Kurniawan Dwi Yulianto dan Vagner Luis menjadi pencetak dua gol ke gawang lawan. Sedangkan gol balasan Persita diciptakan Agus Alim.

Gol Kurniawan tercipta di menit 13 setelah mampu memaksimalkan umpan terobosan Zulkarnaen menjadi gol setelah mengecoh kiper lawan. Namun, Laskar Cisadane mampu menyamakan kedudukan di menit ke 39. Agus Salim yang menggiring bola mampu melepaskan tembakan ke sudut kanan gawang PSMS.

Di pertengahan babak kedua, pelatih Suharto memasukkan Jose Sebastian menggantikan Alfian Habibi untuk meningkatkan daya dobrak tim. Alhasil menit 77. Jose memberikan umpan matang lewat tendangan sudut yang ditanduk Vagner menjadi gol. Kemenangan ini merupakan raihan bagus pada laga penutup paruh musim. Target untuk mencapai 20 poin di putaran pertama terpenuhi.

Sejak menit-menit awal babak pertama PSMS langsung bermain offensive dengan duo striker Kurniawan yang berduet dengan Gaston Castano. Duet penyerang PSMS menggempur pertahanan Persita yang permainannya tampak kurang berkembang

Kamis, 03 Februari 2011

Persita Bertekad Raih Point Penuh


Persita Tangerang bertekad merebut poin penuh menghadapi tuan rumah PSMS Medan pada pertandingan terakhir paruh partama Divisi Utama 2010/2011 di Stadion Teladan, Medan. Sumatera Utara, Jumat (4/2).

Asisten menejer Persita Pari Minarso mengatakan, target meraih empat poin tandang di Medan meleset akibat kekalahan saat dijamu Pro Titan, Selasa (1/2).

“Target empat angka meleset. Persita bertekad meraih angka penuh besok agar tetap bertahan di tiga besar paruh musim yang akan berakhir besok untuk Persita. Besok adalah pertandingan terakhir Persita,” kata Pari Minarso saat temu pers di Mess PSMS Medan Kebun Bunga, Medan, Kamis (3/2) petang .

Belajar dari kekalahan saat melawan Pro Titan, Minarso mengatakan, Pelatih Persita Elly Idris sudah memperbaiki beberapa lini yang dinilai lemah untuk menghadapi PSMS. ”Pemain inti yang diturunkan PSMS saat mengalahkan Persipasi Bekasi, Senin (31/1) lalu kami nilai sangat bagus. Itu sebab kami perlu hati-hati menghadapi pertandingan besok,” ujar Minarso.

Menurut Minarso, Persita yang tidak pernah bermain malam hari menjadi salah satu penyebab kekalahan di Stadion Teladan, Selasa lalu. ”Pemain Persita gugup saat pertandingan malam. Itu sebab Persita meminta pertandingan menghadapi PSMS hendaknya dilaksanakan sore hari,” kata Minarso.

Ketua panitia pelaksana pertandingan PSMS Julius Raja mengatakan, laga besok diundur dari jadwal biasa pukul 19.00 WIB menjadi 19.15 WIB. Julius mengatakan, diundurnya waktu pertandingan lantaran sempitnya waktu mulai masuk waktu sholat maghrib. ”Kick off besok kami undur menjadi pukul 19.15 atas saran pemain, pelatih dan perangkat pertandingan,” kata Julius.

Asisten manejer PSMS Benny Tomasoa mengatakan, seluruh pemain PSMS siap bertanding termasuk gelandang serang Jose Sebastian yang terkena akumulasi kartu dan absen pada pertandingan melawan Persipasi.
”Pelatih mengatakan kepada saya, Jose akan turun pertandingan besok. Manajemen menjanjikan bonus jika menang,” kata Benny. Dia menilai Persita adalah lawan yang tangguh.

Menurut Benny,Ayam Kinantan harus menaklukkan Pendekar Cisadane, agar masuk tiga besar klasemen sementara untuk mengamankan langkah lolos Liga Super Indonesia musim depan.

Rabu, 02 Februari 2011

PSMS Waspadai Persita Tangerang


Pelatih PSMS Suharto menegaskan tetap mewaspadai Persita Tangerang dalam laga kandang terakhir putaran pertama Divisi Utama di Stadion Teladan Medan yang akan berlangsung pada Jumat (4/2) mendatang."Kita tetap mewaspadai Persita dalam laga terakhir kandang putaran pertama," ujar Suharto kepada Global, kemarin.

Menurut Suharto, meskipun Persita baru saja menderita kekalahan melawan Pro Titan. Namun, tim lawan pasti akan memiliki ambisi untuk menekuk PSMS di kandang sendiri. Untuk mencapai target nilai penuh, lanjut Suharto, timnya akan mewaspadai penyerang Persita Agus Salim yang memiliki daya terobos yang luar biasa untuk menusuk pertahanan.

Antisipasi dan persiapkan pun sudah ia siapkan untuk dijadikan modal anak asuhnya menghadapi Persita nanti. Pertahanan menjadi salah satu bagian yang menjadi fokus Suharto. Apalagi Persita diperkuat tiga pemain asing, yakni Luis Edmundo, Udo dan Tomy Rokba yang kemampuannya tak bisa diremehkan."Kita sudah siapkan strategi menghadapi mereka(Persita). Semoga semuanya bisa berjalan dengan baik," terang Suharto.

Sementara itu, usai menaklukkan Persipasi Bekasi dengan skor 2-1, Senin (31/1) lalu para pemain PSMS Medan kini sedang menjalani proses pemulihkan stamina. Menurut jadwal, Muhammad Affan Lubis dkk Rabu (2/2) pagi mulai kembali berlatih."Iya tim kita masih memulihkan stamina hingga besok kita kembali berlati," ujar Asisten Pelatih Edi Syahputra saat ditemui Global.

Dalam latihan tersebut, skuad PSMS akan memanfaatkan waktu yang sempit pasca melawan Persipasi. Praktis, Affan Lubis dkk memiliki waktu istirahat hanya satu hari. "Dengan waktu yang kita miliki sedikit. Semoga, bisa dimaksimalkan para pemain untuk memulihkan stamina mereka," harap Edi.

Asisten Pelatih Ayam Kinantan ini menegaskan kepada pemainya supaya bisa menjaga kondisi. "Saya percaya semua pemain yang ada di PSMS sudah profesional dengan menjaga kondisinya karena pertandingan ini harus kita maksimalkan," pungkas Edi menutup pembicaraan.

« »

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More