News Update :

Jumat, 05 Agustus 2011

Rishi Salmah Ingin Masuk Timnas U-19

[5 Agustus 2011]. Bakat 17 tahun memilih ikut orangtua ke Indonesia dan melanjutkan karir sepak bola di sana. Apakah ini pilihan tepat, meninggalkan Belanda pusatnya sekolah sepak bola?

Setelah rampung sekolah menengah, Juni 2011 Rishi Salmah segera berangkat ke Indonesia ikut orang tuanya yang kembali ke Indonesia setelah dua puluhan tahun di Belanda. Ayahnya yang pengusaha keturunan Pakistan Inggris akan membuka usaha di Singapura. Sedangkan Nadia, ibunya akan tinggal seterusnya di Jakarta.

Bagi remaja kelahiran 1 Februari 1994, tidak ada pilihan lain kecuali ikut orang tua dan adiknya Jay dan melanjutkan karir di Indonesia. "Saya ingin sekali bermain untuk timnas Indonesia, U-19. Kalau Irfan Bachdim bisa memperkuat timnas Indonesia, berarti saya juga bisa." ungkap remaja 182 cm ini yakin.

Striker Produktif
Striker jangkung ini bermain di kompetisi B1 (usia 17 sd 19 tahun) di klub amatir Amsterdam, SC Buitenveldert. Selama setengah musim dia sudah berhasil menyarangkan 15 gol di kompetisi regional.

Ia pun yakin mampu bermain di klub prof. "Saya sudah 11 tahun bermain sepakbola dan beberapa kali ditawari main di klub besar seperti HFC Haarlem. Tapi terganjal sekolah dan juga sempat cedera."

Pilihan kembali ke Jakarta menjadi mudah karena beberapa hal. Sebagian besar keluarga tinggal di ibukota. Dan mereka memberi dorongan semangat "Saudara-saudara di Indonesia yakin, saya tidak akan kesulitan bermain di salah satu klub Indonesia." Striker muda ini cukup fasih berbahasa Indonesia, karena pernah tinggal enam bulan di 2008. Tapi masih belum tahu soal klub-klub di Indonesia.


Disayangkan
Keputusan kembali ke Indonesia didasari nekad dan cinta keluarga. Padahal di klubnya sekarang ini dia mendapat ilmu sepakbola yang bagus. Walaupun bukan sekelas Ajax tapi SC Buitenveldert cukup sering menggelar pelatihan sepakbola. "Pemain Ajax Amsterdam sering memberi pelatihan di sini. Klub kami juga dikenal di AC Milan," ungkap René Blokland salah satu pelatih Rishi.

AC Milan
Pemuda keturunan Indonesia ini juga beruntung punya bekal bagus karena mendapat titisan ilmu dari pelatih Harvey Esajas, mantan pemain AC Milan Italia. "Kalau melihat itunya memang sayang meninggalkan Belanda. Tapi secara batin kurang nyaman kalau jauh dari orang tua."

Nadia Salmah sang ibu kepada Radio Nederland mengatakan yakin putranya bisa melanjutkan karir sepakbola di Indonesia. Dan bagi Nadia, pendidikan formal sekolah lebih penting ketimbang sepakbola. "Dia boleh saja sepakbola tapi harus tetap mengutamakan sekolah."

95% Gagal
Sebuah pemikiran yang tidak keliru, apalagi melihat angka statistik di Belanda. Dari 100 bakat sepakbola usia remaja, hanya 5 yang benar-benar meraih sukses sampai di liga utama dan kedua. Mungkin angka itu juga berlaku di Indonesia.

Walau peluangnya kecil, tapi Rishi tidak patah semangat. Ia yakin bisa menemukan klub Indonesia yang mengakui bakatnya. "Saya tidak suka banyak bicara, tapi ingin memperlihatkan kemampuan saya. Semoga saja ada klub yang ingin mencoba," tegasnya kepada Radio Nederland.

« »

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More